Kamis, 24 Oktober 2024

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

 

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN

Koneksi Antar Materi Modul 3.1

Oleh : Hari Setiawan

 

Saya Hari Setiawan, calon guru penggerak dari Kota Sukabumi, berikut adalah kesimpulan yang saya buat pada tahap koneksi antar materi di  modul 3.1. Kesimpulan ini dibuat berdasarkan panduan pertanyaan yang ada di LMS.

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Filosofi Ki Hajar Dewantara melalui konsep Pratap Triloka memiliki kaitan mendalam dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin, terutama dalam konteks pendidikan. Pratap Triloka memuat tiga prinsip kepemimpinan:

  1. Ing Ngarso Sung Tulodo (Di depan memberikan teladan)
  2. Ing Madya Mangun Karso (Di tengah membangkitkan semangat)
  3. Tut Wuri Handayani (Di belakang memberikan dorongan).

Berikut penjelasan relevansi ketiga prinsip tersebut dengan pengambilan keputusan:

1. Ing Ngarso Sung Tulodo – Pemimpin Sebagai Teladan

  • Makna dalam pengambilan keputusan

Seorang pemimpin harus membuat keputusan yang etis dan berintegritas agar menjadi contoh bagi rekan dan peserta didik.

  • Kaitannya dengan keputusan yang tepat

Teladan yang baik mencerminkan konsistensi antara perkataan dan tindakan. Jika keputusan yang diambil selaras dengan nilai dan prinsip moral, hal ini akan memperkuat kepercayaan dan loyalitas dari tim.

2. Ing Madya Mangun Karso – Pemimpin Berperan dalam Memotivasi dan Berkolaborasi

  • Makna dalam pengambilan keputusan

Pemimpin tidak hanya membuat keputusan secara sepihak tetapi melibatkan orang lain dalam proses pengambilan keputusan, terutama guru, siswa, dan staf sekolah. Hal ini menciptakan budaya kolaboratif dan memperkuat rasa tanggung jawab bersama.

  • Kaitannya dengan keputusan berbasis kolaborasi

Seorang pemimpin harus mampu memotivasi dan menggali potensi orang-orang di sekitarnya sehingga keputusan yang diambil bukan hanya berdasarkan sudut pandangnya sendiri, melainkan melalui musyawarah dan partisipasi aktif. Ini akan meningkatkan kualitas dan penerimaan terhadap keputusan tersebut.

3. Tut Wuri Handayani – Pemimpin Mendukung dari Belakang

  • Makna dalam pengambilan keputusan

Setelah keputusan diambil dan dijalankan, pemimpin perlu memberikan dukungan dan bimbingan tanpa mendominasi. Ia harus memberi ruang kepada orang-orang di bawahnya untuk bertindak mandiri, namun tetap mengarahkan dan memotivasi jika diperlukan.

  • Kaitannya dengan delegasi dan pemberdayaan

Dalam konteks ini, pemimpin mengambil keputusan dengan tujuan memberdayakan tim atau individu agar bertanggung jawab atas perannya masing-masing. Pendekatan ini juga mencerminkan kepercayaan pemimpin terhadap kemampuan rekan lainnya.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seseorang sangat berperan dalam membentuk prinsip pengambilan keputusan, karena nilai-nilai tersebut berfungsi sebagai landasan moral dan pedoman dalam menentukan mana yang dianggap benar, pantas, atau prioritas. Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita berperan sebagai kompas moral dalam setiap pengambilan keputusan. Nilai ini tidak hanya membantu kita menentukan pilihan dan prioritas, tetapi juga memastikan bahwa keputusan tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara etis dan konsisten. Seorang pemimpin atau individu dengan nilai-nilai yang kuat akan lebih mudah membuat keputusan yang bermakna, konsisten, dan berdampak positif, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain di sekitarnya.

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Materi pengambilan keputusan sangat berkaitan erat dengan proses coaching yang diberikan oleh pendamping atau fasilitator. Coaching tidak hanya berfungsi sebagai bimbingan dalam perjalanan pembelajaran, tetapi juga membantu peserta merefleksikan dan menguji efektivitas keputusan yang telah diambil. Melalui sesi coaching, saya dapat menggali lebih dalam mengenai proses pengambilan keputusan, menemukan kekuatan dan area perbaikan, serta menyelaraskan kembali keputusan dengan nilai dan tujuan pribadi.

Seorang pemimpin pembelajaran harus mampu mengambil keputusan yang baik dengan berpedoman pada 9 langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan. Pendamping atau fasilitastor pada kegiatan coaching dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berbobot dapat menggali potensi CGP dalam mendapatkan alternatif opsi lainnya pada langkah investigasi trilema sebagai opsi trilema dari kasus yang terjadi. Efektifitas dalam pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan melihat kembali atau merefleksikan proses pengambilan keputusan yang telah dilakukan sebelumnya. Refleksi ini nantinya dapat diambil pelajarannya untuk dijadikan acuan bagi kasus-kasus selanjutnya.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial-emosional sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan, khususnya ketika menghadapi dilema etika. Dilema etika terjadi ketika seseorang dihadapkan pada dua atau lebih pilihan yang sama-sama memiliki nilai dan risiko, sehingga tidak ada jawaban benar yang jelas. Dalam konteks ini, pengelolaan sosial-emosional yang baik menjadi kunci agar guru bisa membuat keputusan yang bijaksana, etis, dan bertanggung jawab.

Jika kita melihat kembali 9 langkah dalam menguji dan membuat keputusan maka pada setiap langkahnya kita menyadari betapa besarnya peran kompetensi sosial dan emosional disana. Mengenali berbagai emosi dan menerapkan kesadaran penuh adalah hal yang sangat penting agar kita tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan. Berempati terhadap orang lain serta kemampuan menjalin relasi sangat berguna ketika kita berupaya menemukan fakta-fakta yang relevan dengan kasus yang berhubungan dengan dilema etika tersebut. Lalu pada akhirnya tentu saja sesorang yang memiliki kompetensi sosial emosional akan mampu mengambil keputusan-keputusan yang bertanggung jawab bagi dirinya dan lingkungannya.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pembahasan studi kasus tentang masalah moral atau etika akan selalu kembali kepada nilai-nilai yang dianut oleh seorang pendidik. Hal ini terjadi karena keputusan yang diambil dalam situasi tersebut tidak hanya melibatkan aspek kognitif (rasionalitas) tetapi juga berakar pada landasan moral dan prinsip hidup yang diyakini oleh pendidik. Nilai-nilai ini berfungsi sebagai kompas moral yang membimbing pendidik dalam membuat pilihan yang sejalan dengan integritas dan tanggung jawab profesionalnya.

Nilai-nilai yang dianut seorang pendidik akan menuntunya dalam membuat keputusan yang baik. Jika seorang pendidik meyakini berbagai nilai-nilai kebajikan merupakan bagian dalam dirinya maka dipastikan itu akan menjadikan dirinya sebagai sosok yang memiliki integritas dan bertanggung jawab.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat oleh seorang pendidik atau pemimpin sekolah berperan penting dalam menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman bagi seluruh warga sekolah. Keputusan yang didasarkan pada nilai-nilai etis, empati, dan pertimbangan rasional akan membentuk budaya sekolah yang sehat, mendukung perkembangan siswa, serta mempererat hubungan antarpendidik, siswa, dan komunitas sekolah.

Prosedur pengambilan keputusan yang mengakomodir banyak pertimbangan dan pandangan dari berbagai sisi tentu saja akan melahirkan sebuah keputusan yang baik. Keputusan yang baik tentu saja akan berimbas terhadap tumbuhnya kepercayaan dari semua pihak dan dengan kepercayaan itu lah lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman itu tercipta.

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan dalam pengambilan keputusan terkait dilema etika di lingkungan sekolah sering kali muncul dari berbagai faktor, seperti tekanan sosial, birokrasi, budaya organisasi, atau pergeseran paradigma pendidikan. Tantangan yang paling berat adalah perbedaan pandangan dari lingkungan saya terhadap kasus-kasus yang berhubungan dengan dilema etika. Ada sebagian kelompok yang begitu kaku terhadap aturan dan disisi lain ada kelompok yang cukup permisif sehingga cenderung mengabaikan aturan dengan dalih berbasis pada hasil akhir. Apalagi jika berhubungan dengan kasus-kasus yang dianggap mencoreng nama baik sekolah, seringkali keputusan yang dibuat tidak berpihak kepada murid. Nah, mencari titik tengah dari 2 pandangan ini adalah tantangan tersendiri bagi kami.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengambilan keputusan oleh guru sangat memengaruhi apakah proses pembelajaran mampu memerdekakan murid dan memungkinkan mereka mengembangkan potensi maksimalnya. Pembelajaran yang memerdekakan menuntut guru untuk mengambil keputusan yang tepat dan bijak, terutama karena setiap murid memiliki potensi, minat, dan cara belajar yang berbeda-beda.

Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil dengan pengajaran memerdekakan murid-murid kita adalah adanya diferensiasi dalam pembelajaran. Pembelajaran yang berdiferensiasi akan mampu mengakomodir kebutuhan setiap murid sesuai dengan kodratnya masing-masing. Guru sebagai pemimpin pembelajaran memfasilitasi berbagai perbedaan potensi yang ada pada murid-muridnya dengan tujuan agar pembelajaran yang diberikannya dapat menuntun tumbuh kembangnya berbagai potensi tersebut. Murid-murid akan merasakan pembelajaran yang memerdekan dirinya. Ia akan merasa memiliki kebebasan yang bertanggung jawab terhadap berkembangnya potensi yang dimilikinya

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Seorang pemimpin pembelajaran, seperti kepala sekolah, guru, atau penggerak perubahan, memainkan peran krusial dalam mengambil keputusan yang tidak hanya berdampak pada lingkungan belajar saat ini tetapi juga membentuk masa depan murid-murid. Setiap keputusan baik terkait kebijakan, strategi pembelajaran, atau interaksi harian, dapat membuka atau membatasi potensi siswa. Keputusan seorang pemimpin pembelajaran yang memposisikan dirinya sebagai pendidik yang menuntun segala kodrat muridnya tentu saja akan mempengaruhi kehidupan atau masa depan mereka. Guru sebagai pemimpin pembelajaran akan menyadari betul dan melakukan berbagai upaya dalam menghadirkan pembelajaran yang berkualitas sesuai kebutuhan murid-muridnya di masa depan. Guru tak akan membuat keputusan-keputusan yang tidak berpihak kepada murid. Keputusan-keputusan dalam tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan maupun penilaian pembelajaran sudah pasti tidak mempertimbangkan dirinya semata. Kehidupan dan masa depan muridnya lah yang akan jadi pertimbangan utamanya dalam mengambil keputusan.

Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan dari pembelajaran modul Pengambilan Keputusan Berbasis Pemimpin Pembelajaran (Modul 3.1) menunjukkan bahwa keputusan seorang pemimpin tidak hanya memengaruhi efektivitas proses belajar-mengajar tetapi juga membentuk karakter, potensi, dan masa depan murid. Modul ini juga memiliki keterkaitan yang erat dengan modul-modul sebelumnya dalam hal kompetensi kepemimpinan, coaching, dan pengembangan sosial-emosional.

Pengambilan keputusan yang efektif adalah keterampilan inti seorang pemimpin pembelajaran, dan setiap keputusan harus berlandaskan nilai, kompetensi sosial-emosional, dan prinsip pendidikan yang memerdekakan murid. Modul ini memperkuat pentingnya proses reflektif dan coaching dalam menyempurnakan keputusan, dan terkait erat dengan modul sebelumnya, terutama dalam pengembangan kepemimpinan, coaching, dan kesejahteraan sosial-emosional.

Pada akhirnya, pengambilan keputusan yang bijak oleh pemimpin pembelajaran akan membentuk generasi siswa yang mandiri, kritis, dan siap menghadapi tantangan di masa depan, sejalan dengan semangat Merdeka Belajar.

Pengambilan keputusan merupakan kompetensi harus dimiliki oleh guru sebagai pemimpin pembelajaran. Keputusan pemimpin pembelajaran berlandaskan pada filosofi Ki Hajar Dewantara yaitu menuntun murid sesuai kodratnya dan berpihak kepada murid karena setiap keputusan yang diambil nantinya akan mewarnai karakter murid di masa depan. Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu mengambil keputusan yang baik dengan mengedepankan nilai-nilai kebajikan yang telah menjadi kesepakatan kelas. Pembelajaran sosial emosional dan pembelajaran berdiferensiasi merupakan bentuk apresiasi guru terhadap keberagaman murid-muridnya. Selanjutnya pada tahap perencanaan dalam mengambil keputusan, seorang pemimpin pembelajaran dapat menggunakan alur BAGJA untuk mewujudkan budaya positif sehingga dapat menciptakan kondisi lingkungan yang nyaman (well being).

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Setelah mengikuti tahapan demi tahapan dalam mempelajari modul 3.1, saya merasa cukup memahami konsep-konsep yang dipelajari pada modul ini, seperti dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.  

Beberapa konsep yang mungkin terlihat mengejutkan atau tidak terduga adalah:

  • Paradigma seperti keadilan vs kasih sayang atau kebenaran vs loyalitas seringkali tidak hitam-putih, dan membutuhkan pertimbangan lebih mendalam. Realitas bahwa kadang-kadang tidak ada jawaban yang benar membuat proses ini sangat kompleks.
  • 9 langkah pengambilan keputusan memberikan pendekatan yang terstruktur dan metodis, sementara dilema etis sering kali tampak ambigu dan tidak terstruktur.

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Pernah, saya menerapkan pengambilan keputusan dengan menggunakan 3 prinsip penyelesaian dilema. Langkah-langkah dalam mengambil keputusan pun sebagian digunakan meskipun langkah-langkah yang saya tempuh tidak dengan mempunyai prosedur baku seperti 9 langkah yang dipelajari pada modul ini. Beberapa langkah saya lakukan meskipun tidak persis berurutan, seperti menggali fakta dan menentukan pihak-pihak yang terlibat untuk selanjutnya meminta keterangan yang relevan dari pihak-pihak yang tersebut. Pengujian benar salah pun dilakukan dengan melihat apakah ada apakah ada aspek pelanggaran hukum dan peraturan dalam situasi tersebut. Perbedaan dengan apa yang saya pelajari pada modul ini adalah tidak adanya opsi trilema dan refleksi terhadap keputusan yang telah dibuat.

Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Dampak yang paling signifikan bagi saya setelah mempelajari konsep ini adalah saya mampu mengenali dilema etika dan bujukan moral. Kemampuan ini nantinya tentu saja akan mendorong keterampilan saya dalam membuat berbagai keputusan yang tepat. Jika seorang pemimpin tidak mampu membedakan 2 hal ini maka dikhawatirkan keputusan yang dibuat menjadi tidak tepat. Oleh sebab itu saya merasa bahwa seorang pemimpin harus mampu mengidentifikasi antara dilema etika dengan bujukan moral. Setelah mengenali dilema etika dan bujukan moral saya bisa menerapkan 9 langkah dalam menguji dan mengambil sebuah keputusan.

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Sangat penting karena modul ini memberikan pemahaman yang komprehensif bagi saya dalam mengambil keputusan, baik sebagai individu maupun sebagai pemimpin. Melalui modul ini saya memahami cara membuat keputusan yang baik dengan menerapkan 9 langkah dalam menguji dan mengambil sebuah keputusan. Dengan menggunakan langkah-langkah ini maka keputusan yang saya ambil akan jauh lebih baik dari kondisi saya sebelum mempelajari modul ini.

 

Jumat, 13 Maret 2015

PETUNJUK PENGERJAAN SOAL UTS

Silahkan pilih asal sekolah, kemudian kelas, dan mata pelajarannya.
Jangan lupa siapkan nama, NIS, dan password untuk login soal.
Pastikan anda siap secara fisik dan mental.
Hindari modus rekan anda yang berpura-pura membantu.

TEKNIK PENULISAN SKENARIO

Teknik Menulis Skenario


Pembuatan sebuah film harus direncanakan sematang mungkin. Salah satu bagian dari produksi film yang terpenting adalah penulisan skenario. Skenario termasuk unsur yang dibutuhkan paling awal sebagai rancangan membuat film. Ketika sebuah skenario telah selesai, maka sebenarnya film telah selesai dibuat pula dalam bentuk tertulis.

Lantas bagaimana cara menulis skenario? Berikut ini akan dipaparkan teknik menulis skenario yang diambil dari beberapa sumber di internet.

IDE CERITA

Oke, mungkin yang pertama ingin diketahui oleh orang yang ingin membuat skenario untuk film adalah langkah pertama. Apa sih yang paling pertama dilakukan dalam membuat skenario?

Yap, the first step is IDE CERITA.

Ide cerita yang ada di kepala sebaiknya langsung dituangkan kedalam tulisan. Cukup ke dalam satu kalimat. Contohnya: tentang seorang pemuda yang jatuh cinta kepada wanita yang tak pernah bisa ia ajak bicara, atau tentang seorang jagoan yang diutus kebumi untuk menumpas kejahatan. Dalam bahasa Inggris, biasanya wujudnya seperti ini: the story tells us about a maid that goes to a dance party in a castle, atau, about a father that always lie to his son.

Apapun bentuknya, biasanya subyek yang ditulis di awal kalimat selalu manusia. Mungkin ada beberapa yang mau membuat subyeknya non-manusia, seperti binatang, matahari, air, waktu, atau apapun. Namun biasanya akan menemui kesulitan dalam pengembangannya karena subyek-subyek non-manusia kadang tidak bisa melakukan aksi dan jarang sekali memiliki problem yang menarik. Seandainya tetap ingin membuat subyek non-manusia, biasanya subyek tersebut tetap “dimanusiakan”, atau dipersonifikasikan, dan tetap memiliki karakter-karakter manusia.

Contoh ide cerita: sepesang kekasih yang telah menikah saat kelas dua SMA dan memiliki seorang anak.

CERITA DASAR

Ide cerita yang cuma satu kalimat harus dikembangkan kedalam cerita dasar (basic story), yang isinya tidak lebih dari satu halaman folio dengan spasi satu setengah dan font times new roman ukuran 12. Biasanya cerita dasar berkisar setengah halaman saja. Isi dari cerita dasar itu ada keterangan tempat dan waktu, keterangan tokoh-tokoh yang muncul dalam cerita, problem-problem utama, serta penyelesaian. Jangan malu-malu untuk menulis akhir dari cerita yang dibuat, jangan disimpan-simpan sendiri atau untuk membuat surprise orang. Tidak ada orang yang bisa anda kejutkan dalam proses penulisan skenario.

KARAKTER

Dalam skenario yang akan kita buat, akan muncul tokoh-tokoh. Kita harus membuat dan mengenalinya lebih dalam. Gunanya banyak. Kita akan tahu bagaimana tokoh tersebut berdialog, berpikir dan bertindak. Kita akan tahu bagaimana si tokoh akan memecahkan masalah. Juga bagaimana koflik antara satu tokoh dengan tokoh lain.
Pada tahap pencarian pemain (casting), penjelasan karakter juga sangat membantu untuk menemukan pemain yang cocok untuk memerankan tokoh yang dibuat. Selanjutnya, bagi pemain itu sendiri akan lebih mudah untuk memahami karakter tokoh yang harus dimainkannya.

Untuk mengembangkan karakter tokoh, kita bisa melakukannya dengan memberikan data mengenai : nama lengkap dan panggilan, agama, umur, hubungan keluarga dan pertemanan, kegemaran (ilmu pengetahuan, film, musik, olahraga, bacaan, makanan), ciri-ciri fisik, intelejensia, gaya busana, cara berbicara, sifat, tempat tinggal, dan lain-lain.

Contoh perincian karakter: Sinta, cewek SMA usia 18 tahun, tidak terlalu pintar. Tatap matanya genit, murah senyum, rambutnya yang ikal panjang sampai ke punggung, dan tubuhnya ramping. Seorang cewek glamour yang selalu tampil seksi. Hobi jalan-jalan dan shopping. Tinggal di sebuah komplek perumahan elit. Orang tua sangat sibuk, jarang di rumah.

LOKASI

Untuk membuat adegan, kita harus menentukan set dan lokasi (tempat adegan berlangsung) terlebih dahulu. Ini akan memudahkan kita untuk menentukan adegan. Sedang apa, posisinya dimana, dari mana, menuju kemana, melihat apa atau memandang ke arah mana.

Tempat kejadian berlangsung itu bisa berupa set yang dibangun di studio, misalnya ruang-ruang dalam rumah seperti teras, ruang tamu, ruang tengah, kamar, dapur atau kita menggunakan bagian dari bangunan rumah yang sebenarnya. Yang dimaksud set tidak selalu harus rumah, tapi juga jalan atau tempat lain.

Penjelasan set ini, selain berguna bagi kita ketika membuat skenario, juga berguna sebagai petunjuk bagi set builder untuk membangun set di studio atau bagi unit produksi untuk mencarikan bagunan yang akan dijadikan sebagai set yang sesuai dengan tuntutan skenario.

PLOT

Penyusunan plot yang merupakan alur cerita sangat diperlukan dalam menulis skenario sebagaimana dalam penulisan novel maupun cerpen. Struktur plot lazimnya terdiri dari 3 (tiga) babak yaitu set up atau awal konflik, confrontation atau komplikasi masalah, dan resolution atau penyelesaian masalah. Dengan adanya plot yang disusun terlebih dahulu akan sangat membantu penulis dalam penulisan skenario.

Bentuk plot secara sederhana adalah sebagai berikut :

Babak I : Pada liburan kenaikan kelas dua, Sinta mengadakan party di rumahnya. Pesta usai dan teman-teman pulang. Karena dalam keadaan mabuk, Sinta menerima ajakan Andre, teman sekelasnya yang masih disitu, untuk bersetubuh. Sinta hamil. Untunglah Andre mau bertanggung jawab. Kelas dua SMA mereka resmi jadi suami istri dan beranak satu.

Babak II : Mereka masih labil. Menyelesaikan masalah dengan emosi. Sinta menuduh Andre selingkuh dengan Ratna, teman satu tim Andre di eskul basket. Andre tak terima, dia juga menuduh Sinta main belakang dengan Renald, kakak kelas mereka. Pertengkaran mewarnai hari-hari.

Babak III : Suatu hari ketika mereka bertengkar hebat, anak mereka yang masih belum genap setahun menagis keras. Minta susu. Sementara susu habis. Uang mereka juga tipis. Pada akhirnya mereka berjuang bersama untuk membelikan susu anaknya. Di tengah perjuangan membelikan susu, mereka sadar bahwa bertengkar terus tak ada guna. Ada anak mereka yang harus dipikirkan. Happy ending.

OUTLINE

Outline adalah susunan urutan adegan per adegan secara lebih rinci. Jadi bisa dikatakan bahwa outline adalah penjabaran dari plot. Contoh outline adalah sebagai berikut :
1. Di Rumah Sinta :
1.1. Sinta berjoged bersama teman-temannnya, mengikuti dentuman house music,
1.2. Sinta dan Andre saling curi-curi pandang,
1.3. Karena kebanyakan minum Sinta mabuk, party hampir usai,
1.4. Teman-teman sinta pulang, Andre terlihat enggan pulang,
1.5. Andre menyusul Sinta yang menuju kamar tidur, dst

SCENE

Scene atau scene heading merupakan informasi tentang adegan. Scene heading umumnya terdiri dari nomor scene, INT/EXT, lokasi adegan, dan waktu adegan. INT singkatan dari interior digunakan apabila pengambilan gambar dilakukan di dalam ruangan. sedangkan EXT singkatan dari exterior digunakan apabila pengambilan gambar dilakukan di luar ruangan. Adapun bentuk scene heading adalah sebagai berikut :

1. INT. RUMAH SINTA – MALAM

ACTION
Action atau aksi adalah keterangan mengenai kejadian dalam setiap scene atau adegan yang merupakan penjabaran dari outline yang sudah dibuat sebelumnya. Untuk Scene 1 dapat ditulis sebagai berikut :
INT. RUMAH SINTA – MALAM
Sinta berjoged bersama teman-temannya mengikuti dentuman house music.

DIALOG & PARENTHETICAL
Dialog adalah kata atau kalimat yang harus diucapkan oleh karakter dalam adegan. Sedangkan parenthetical adalah pentunjuk aksi atau ekspresi yang harus dilakukan oleh karakter dalam mengucapkan dialog. Misalnya emosi, sedih, menangis, tersenyum, tertawa, dan sebagainya. Adapun dialog yang mengiringi perjalanan scene yang menunjukkan suara hati atau pikiran dari karakter tanpa melafalkan dialog digunakan istilah Voice Over (V.O), sedangkan dialog tanpa menampilkan karakter dalam adegan digunakan istilah Off Screen (O.S). Contoh dialog dan parenthetical adalah sebagai berikut :

1. INT. RUMAH SINTA - MALAM
Sinta dengan tank top dan rok mininya begitu enerjik berjoged bersama teman-temannya. Kedua tangannya diangkat ke atas dan berputar-putar mengikuti dentuman musik. Sementara kepalanya mengangguk-angguk.
SINTA

(V.O)

Hidup ini harus dirayakan. Harus berpesta. Aku tak pernah tahu, kenapa orang-orang masih punya alasan untuk bersedih. Bukankah hidup ini sudah susah? Kenapa pula hati selalu diliputi sedih, takut, bimbang, kecewa, ah bullshit! Bersenang-senang lah, berpesta lah!

ATURAN BAKU
Dalam menulis skenario terdapat beberapa aturan baku, di antaranya:
1. Font Courier New
2. Ukuran/size 12.
3. Spasi satu (1). Bukan satu setengah, bukan dua

Ketiga format dasar di atas ada hubungannya dengan durasi film. Secara internasional sudah diakui bahwa dengan font courier new, size 12 dan spasi 1, maka satu halaman skenario sama dengan satu menit film. 120 halaman skenario = 120 menit film, atau dua jam.

Pernyataan ini pun sebenarnya masih tergantung juga pada seberapa detil penjelasan visual di skenario tersebut, dan berapa perbandingan antara penjelasan visual/action, dengan dialognya.

ISTILAH PENTINGØ BCU (BIG CLOSE UP): Pengambilan gambar dengan jarak yang sangat dekat. Biasanya, untuk gambar-gambar kecil agar lebih jelas dan detail, seperti anting tokoh.

Ø CU (CLOSE UP): Pengambilan gambar dengan jarak yang cukup dekat. Biasanya, untuk menegaskan detail sesuatu seperti ekspresi tokoh yang penting, seperti senyum manis atau lirikan mata. Tokoh biasanya muncul gambar wajah saja.
Ø COMMERCIAL BREAK: Jeda iklan. Penulis skenario harus memperhitungkan jeda ini, dengan memberi kejutan atau suspense agar penonton tetap menunggu adegan berikutnya.
Ø CREDIT TITLE: Penayangan nama tim kreatif dan orang yang terlibat dalam sebuah produksi
Ø CUT BACK TO: Transisi perpindahan dalam waktu yang cepat untuk kembali ke tempat sebelumnya. Jadi, ada satu kejadian di satu tempat, lalu berpindah ke tempat lain, dan kembali ke tempat semula.
Ø CUT TO: Perpindahan untuk menggambarkan peristiwa yang terjadi bersamaan, tetapi di tempat yang berbeda atau kelanjutan adegan di hari yang sama.
Ø DISSOLVE TO: Perpindahan dengan gambar yang semakin lama semakin kabur sebelum berpindah ke adegan berikutnya.
Ø ESTABLISHING SHOT: Pengambilan gambar secara keseluruhan, biasa disingkat ESTABLISH saja.
Ø EXT.(EXTERIOR): Menunjukan tempat pengambilan gambar diluar ruangan.
Ø FADE OUT: Perpindahan gambar dari terang ke gelap secara perlahan.
Ø FADE IN: Perpindahan gambar dari gelap ke terang secara perlahan.
Ø FLASHBACK: Ulangan atau kilas balik peristiwa. Biasanya, gambarnya dibedakan dengan gambar tayangan sekarang.
Ø FLASHES: Penggambaran sesuatu yang belum terjadi dalam waktu cepat; contohnya: orang melamun.
Ø FREEZE: Aksi pada posisi terakhir. Harus diambil adegan yang terjadi pada tokoh utama dan dapat membuat penonton penasaran sehingga membuat penonton bersedia menunggu kelanjutannya.
Ø INSERT: Sisipan adegan pendek, tetapi penting di dalam satu scene.
Ø INTERCUT: Perpindahan dengan cepat dari satu adegan ke adegan lain yang berbeda dalam satu kesatuan cerita.
Ø INT. (INTERIOR): Pengambilan gambar pada jarak jauh. Biasanya untuk gambar yang terlihat secara keseluruhan.
Ø LS (LONG SHOT): Pengambilan gambar pada jarak jauh. Biasanya untuk gambar yang terlihat secara keseluruhan.
Ø MAIN TITLE: Judul cerita pada sinetron atau film.
Ø MONTAGE: Beberapa gambar yang menunjukkan adegan berurutan dan mengalir. Bisa juga menunjukkan beberapa lokasi yang berbeda, tetapi merupakan satu rangkaian cerita.
Ø OS (ONLY SOUND): Suara orang yang terdengar dari tempat lain; berbeda tempat dengan tokoh yang mendengarnya.
Ø PAUSE: Jeda sejenak dalam dialog, untuk memberi intonasi ataupun nada dialog.
Ø POV (POINT OF VIEW): Sudut pandang satu atau beberapa tokoh terhadap sesuatu yang memegang peranan penting untuk tokoh yang bersangkutan.
Ø SCENE: Berarti adegan atau bagian terkecil dari sebuah cerita.
Ø SLOW MOTION: Gerakan yang lebih lambat dari biasanya. Untuk menunjukkan hal yang dramatis.
Ø SFX (SOUND EFFECT): Untuk suara yang dihasilkan di luar suara manusia dan ilustrasi musik. Misalnya, suara telepon berdering, bel sekolah, dll.
Ø SPLIT SCREEN: Adegan berbeda yang muncul pada satu frame atau layar.
Ø TEASER: Adegan gebrakan di awal cerita untuk memancing rasa penasaran penonton agar terus mengikuti cerita.
Ø VO (VOICE OVER): Orang yang berbicara dalam hati. Suara yang terdengar dari pelakon namun bibir tidak bergerak.

Demikianlah penjelasan sekilas tentang skenario. Seiring waktu, tak menutup kemungkinan terjadi perubahan-perubahan format penulisan skenario. Akan tetapi, untuk saat ini format penulisan skenario kurang lebih sama seperti penjabaran di atas. Semoga bermanfaat.

Minggu, 15 Juni 2014

Format Skenario




Format Menulis Skenario

Bagi anda yang baru mulai belajar menulis skenario, posting mengenai format menulis skenario beserta contoh skenario ini mungkin dapat memberikan wawasan yang baru anda. Berikut ini adalah cara menulis  skenario jika anda menggunakan program Microsoft office Word yang ada pada komputer windows atau pada programOpen Office yang lazim digunakan pada OS linux dan Mac. Namun penulisan dengan menggunakan softwarepengolah dokumen yang biasa digunakan oleh siapa saja saat membuat dokumen, seperti surat, makalah, ini sudah hampir ditinggalkan. Umumnya penulis skenario sekarang menggunakan program khusus untuk menulis skenario yaitu Final Draft. Dengan menggunakan Final Draft penulis skenario tidak perlu repot mengatur ukuran font, jenis font, capital atau yang lainnya karena dengan software tersebut semua sudah bisa dilakukan secara otomatis. Tetapi prinsip penulisannya tetap sama dengan yang akan kita pelajari kali ini.

1.   JUDUL SCENE
Keterangan tempat yang menandakan di mana adegan itu berlangsung apakah di dalam atau di luar ruangan. Ditulis dengan istilah EXT (eksterior) untuk keterangan adegan di dalam ruangan. INT (interior) untuk keterangan adegan di dalam ruangan.  Keterangan tempat adegan itu berlangsung: RUMAH MADRIM  Keterangan waktu: PAGI/SIANG/MALAM, dalam format internasional keterangan waktu hanya DAY/NIGHT.
Umumnya format tulisan menggunakan font Times New Roman, 12 pt, Capital, Bold, Underline.
Contoh :
     1. INT.  RUMAH MADRIM (DI PEMUKIMAN KUMUH)  -  SIANG.
      2. EXT.  PASAR INDUK / WARUNG NASI  -  SIANG.
2.  NAMA PEMERAN
Dalam Format skenario internasional nama pemeran tidak umum dituliskan. Namun di Indonesia, beberapa penulis menganggap hal itu penting, sehingga nama pemeran dicantumkan, tepat di bawah judul  scene.  Huruf yang digunakan Times New Roman, 10 pt, capital.
Contoh :
Ext.  Rumah Madrim  -  malam.
MADRIM, PEMILIK RUMAH
 3. DESKRIPSI VISUAL 
Deskripsi mengenai keterangan suasana, tempat kejadian, dan peristiwa yang ada dalam scene tersebut, deskripsi ini yang akan diterjemahkan sutradara dalam menghasilkan visualnya.
Contoh Deskripsi Visual
Madrim memanggul sebuah karung, berjalan melintas depan warung nasi. Langkahnya cenderung cepat khas kuli yang sedang memanggul barang. Si Pemilik Warung (merangkap rentenir), pria bertampang okem, menegurnya. Sementara pelayan perempuan berkulit gelap dan bertampang sangat dusun (padahal sebetulnya manis), ialah keponakan si Pemilik Warung bernama naryati, melayani para tamu warung sambil sesekali memandang iba pada Madrim.
4. TOKOH DIALOG
Pada bagian ini hanya menerangkan NAMA dari tokoh (karakter) yang sedang mengeluarkan vocal, baik dialog maupun monolog. Umumnya dituliskan ditengah. Times New Roman, 12 pt, Capital, Bold.
5. BEAT
Dalam music beat dimaksud dengan tempo atau irama. Namun dalam skenario  istilah ini digunakan untuk menitik beratkan emosi tokoh yang akan terlihat dalam bentuk ekspresi. beat inilah yang menjadikan dialog yang diucapkan dan laku menjadi sinkron hingga memiliki arti dan motivasi.
Contoh: sedih karena istrinya minggat, marah.
Beat ditulis di dalam tanda kurung (…), huruf kecil, letaknya dibawah posisi tokoh dialog, dan bisa juga diselipkan diantara kalimat dialog. Font Times New Roman, 12 pt.
6. DIALOG
berisi kata-kata yang nanti akan diucapkan oleh pemain. Dialog ini harus sinkron atau mendukung karakter dan cerita dalam skenario. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun dialog adalah:
  • Siapa yang berdialog
  • Dengan siapa dia berdialog.
  • Apa latar belakang tokoh tersebut. Misalnya  ia lulusan apa, berasal dari budaya mana, usianya berapa, dan lainnya.
  • Di mana terjadinya dialog tersebut.
  • Bagaimana suasana hati tokoh yang berdialog.
  • Apa tujuan dialog tersebut . permohonan, ancaman dll
Font : Times New Roman, 12 pt, huruf kecil. Posisi agak ke tengah dibawah nama Tokoh.
7. TRANSISI
Transisi dalam skenario adalah peralihan dari scene yang satu ke scene berikutnya. Biasanya dipakai istilah CUT TO, FADE OUT- FADE IN, DISSOLVE TO.
Tujuan transisi selain sebagai pengait antar scene, dari ending scene menuju scene berikutnya, transisi bisa juga untuk memaknai adegan tertentu, misalnya mimpi dengan menggunakan DISSOLVE TO, atau melamun/membayangkan sesuatu dengan menggunakan transisi lainnya yang sesuai.

Senin, 23 September 2013

DARI HATI KE HATI

Jumat, 25 Januari 2013

Teka Teki Einstein

Teka Teki Einstein 98% Orang Tidak Bisa Menjawabnya

Teka-Teki Einstein (98% orang di dunia tidak mampu memecahkannya)! Ini seratus persen murni LOGIKA dan tidak ada trik.
Albert Einstein menyusun teka teki ini pada abad yang lalu.
Dia menyatakan, 98% penduduk di dunia tidak mampu memecahkan teka-teki ini.
Apakah anda termasuk yang 2%?
Dan ane udah bisa mecahin gan…
Inilah teka-teki itu :
Ada 5 buah rumah yang masing-masing memiliki warna berbeda.
Setiap rumah dihuni satu orang pria dengan kebangsaan yang berbeda-beda.
Setiap penghuni menyukai satu jenis minuman tertentu.
Merokok satu merek rokok tertentu dan memelihara satu jenis hewan tertentu.
Tidak ada satupun dari kelima orang tersebut yang minum minuman yang sama, merokok merek rokok yang sama dan memelihara hewan yang sama seperti penghuni yang lain.
Pertanyaannya: Siapakan yang memelihara IKAN?
Petunjuk:
  1. Orang Inggris tinggal di dalam rumah berwarna merah.
  2. Orang Swedia memelihara anjing.
  3. Orang Denmark senang minum teh.
  4. Rumah berwarna hijau terletak tepat disebelah kiri rumah berwarna putih.
  5. Penghuni rumah berwarna hijau senang minum kopi.
  6. Orang yang merokok PallMall memelihara burung.
  7. Penghuni rumah yang terletak di tengah-tengah senang minum susu.
  8. Penghuni rumah berwarna kuning merokok Dunhill.
  9. Orang Norwegia tinggal dirumah paling pertama.
  10. Orang yang merokok Marlboro tinggal disebelah orang yang memelihara kucing.
  11. Orang yang memelihara kuda tinggal disebelah orang yang merokok Dunhill.
  12. Orang yang merokok Winfield senang minum bir.
  13. Disebelah rumah berwarna biru tinggal orang Norwegia.
  14. Orang Jerman merokok Rothmans.
  15. Orang yang merokok Marlboro bertetangga dengan orang yang minum air.

Perguruan tinggi ikatan dinas

Bagi yang lulus SMU/K Tahun ini, silakan browse Daftar Perguruan Tinggi berikut ini, ada ikatan Dinas dan Beasiswa Penuh, yaitu:
1. Akademi Ilmu Pemasyarakatan Jakarta, www.depkumham.g o.id
2. Akademi Kimia Analis Jawa Barat, www.aka.ac.id
3. Akademi Pimpinan Perusahaan Jakarta, www.app-jakarta .ac.id
4. AKAMIGAS-STEM – CEPU. Akademi Minyak dan Gas Bumi (Sekolah Tinggi Enerji dan Mineral) www.akamigas-stem.esdm.go.id
5. AKIP – Akademi Ilmu Permasyarakatan di bawah Kementerian Hukum dan HAM. www.depkumham.go.id atau www.ecpns.kemen kumham.go.id
6. Akmil - Akademi Militer RI www.akmil.go.id
7. Akpol - Akademi Kepolisian RI www.penerimaanpolri.go.id
8. Badan Meteorologi Nasional (BMG), Akademi Meteorologi dan Geofisika (AMG) www.amg.ac.id
9. Badan Pusat Statistik (BPS), Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) www.stis.ac.id
10. Sekolah Tinggi AKuntansi Negara (STAN) www.stan.ac.id
11. MMTC – Sekolah Tinggi Multi Media Training Center di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika RI www.mmtc.ac.id
12. Politeknik Kesehatan DEPKES Surabaya www.poltekkesde pkes-sby.ac.id
13. Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi www.lan.go.id.
14. Sekolah Tinggi Manajemen Industri Jakarta, www.stmi.ac.id
15. Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, www.stp-bandung .ac.id
16. Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia, www.stpicurug.a c.id
17. Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta, www.stp.dkp.go. id.
18. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional Yogyakarta, www.stpn.ac.id
19. Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN), www.stsn-nci.ac .id
20. Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil Jawa Barat www.stttekstil. ac.id
21. Sekolah Tinggi Transportasi Darat Jawa Barat www.sttd.wetpai nt.com.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More